oleh

Setelah Koreksi, Harga Emas Bangkit Kembali Menembus $3.000

-Uncategorized-45 Dilihat

Harga emas (XAU/USD) mengalami koreksi setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di $3.005 pada akhir pekan lalu. Pada hari Senin (17/3), harga emas diperdagangkan di bawah $3.000, tepatnya di sekitar $2.990. Koreksi ini dipicu oleh aksi profit-taking yang dilakukan investor setelah lonjakan signifikan sebelumnya. Namun, tren bullish masih mendominasi berdasarkan analisis teknikal dan faktor fundamental yang mendukung pergerakan harga.

Menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, formasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini mengindikasikan bahwa momentum bullish pada XAU/USD tetap kuat. Proyeksi harga emas hari ini berpotensi naik hingga level $3.025 sebagai target utama, seiring meningkatnya permintaan safe haven akibat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), emas diperkirakan akan mengalami koreksi ke level $2.978 sebagai target terdekatnya.

Pada hari Selasa (18/3), harga emas kembali melonjak dan mencetak rekor tertinggi di atas $3.000 untuk kedua kalinya dalam sepekan. Kenaikan ini menunjukkan bahwa tren bullish tetap dominan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven. Kenaikan ini terjadi karena investor semakin mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Sejak awal tahun, emas telah naik 14% dan mencatatkan rekor tertinggi sebanyak 14 kali sejak Trump menjabat, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.

Faktor utama yang mendorong kenaikan emas adalah meningkatnya kekhawatiran ekonomi global setelah kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump sebelumnya telah mengumumkan tarif tetap sebesar 25% untuk baja dan aluminium, serta tarif tambahan yang akan diberlakukan pada tanggal 2 April. Langkah ini telah menimbulkan reaksi di pasar, dengan investor semakin mencari perlindungan dalam bentuk aset safe haven seperti emas. Selain itu, pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Selasa juga menjadi perhatian utama, mengingat potensi kesepakatan damai terkait konflik Ukraina yang dapat mempengaruhi dinamika pasar.

Selain faktor geopolitik, fokus investor juga tertuju pada keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) dan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan berlangsung pada hari Selasa dan Rabu. Pasar akan mencermati panduan kebijakan terbaru serta proyeksi Dot Plot untuk melihat arah kebijakan suku bunga ke depan. Saat ini, ekspektasi pasar mengarah pada kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei atau Juni, yang dapat semakin mendorong harga emas ke level lebih tinggi.

Namun, dalam sesi perdagangan awal di Amerika Serikat, harga emas sempat tertekan akibat data Penjualan Ritel AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Data menunjukkan angka bulanan sebesar 0,2%, di bawah proyeksi 0,7%. Selain itu, revisi penurunan data sebelumnya dari -0,9% menjadi -1,2% mengindikasikan melemahnya belanja konsumen di AS, yang dapat memberikan tekanan tambahan bagi dolar AS dan berpotensi mendukung kenaikan harga emas lebih lanjut.

Dengan kombinasi sentimen positif dari faktor teknikal dan fundamental, emas tetap berada dalam tren bullish. Apabila tekanan beli terus berlanjut, maka target kenaikan ke level $3.025 dapat tercapai dalam waktu dekat. Sebaliknya, jika tekanan jual mendominasi, maka koreksi ke level $2.978 menjadi skenario alternatif yang harus diwaspadai oleh para trader dan investor.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES