Jakarta, 24 Maret 2025 – Menjelang Lebaran, permintaan pembiayaan multifinance mengalami lonjakan signifikan yang didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat. Banyak konsumen mengalokasikan dana untuk kebutuhan seperti pakaian baru, makanan, hadiah, serta renovasi rumah dan pembelian barang elektronik. Selain itu, tradisi mudik turut meningkatkan permintaan kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, yang sebagian besar dibeli melalui skema kredit.
Fenomena ini memberikan peluang bagi industri pembiayaan, termasuk PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), untuk memperluas portofolio pembiayaannya. Sebagai bagian dari BRI Group, BRI Finance menerapkan strategi dengan fokus pada captive market dan memperkuat joint financing dengan BRI.
Captive market mengacu pada pelanggan yang berada dalam ekosistem bisnis BRI, seperti nasabah BRI yang lebih cenderung memilih pembiayaan dari BRI Finance. Sementara itu, joint financing adalah kerjasama pendanaan antara bank dan multifinance dalam menyalurkan dana dengan berbagi porsi pembiayaan serta risiko. Strategi ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi pasar, khususnya dalam menghadapi lonjakan permintaan pembiayaan menjelang Lebaran.
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengungkapkan bahwa tren pembiayaan mobil menjelang Lebaran tahun ini tetap tinggi, meskipun tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. “Tradisi mudik di Indonesia masih menjadi faktor utama pendorong lonjakan permintaan pembiayaan, yang sejalan dengan strategi BRI Finance dalam menggarap captive market dan memperkuat kerja sama pembiayaan,” ujar Wahyudi.
Lebih lanjut, Wahyudi memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan konsumer di BRI Finance sebesar 11,37% (YoY), didorong oleh meningkatnya kebutuhan kendaraan dan kemudahan akses pembiayaan yang ditawarkan. Untuk mendukung hal tersebut, BRI Finance memberikan suku bunga kompetitif bagi debiturnya, dengan bunga mulai dari 2,75% per tahun untuk mobil baru, 0,66% per bulan untuk mobil bekas, serta 0,7% per bulan untuk motor.
Di tengah ekspansi pembiayaan, prinsip kehati-hatian tetap menjadi prioritas BRI Finance untuk menjaga stabilitas keuangan dan mengantisipasi risiko kredit bermasalah. “Kami menerapkan selective growth guna perbaikan kualitas portofolio serta melakukan rekomposisi piutang untuk menjaga rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap terkendali. Dengan strategi captive market dan joint financing, kami optimis dapat mendorong profitabilitas perusahaan secara keseluruhan,” tutup Wahyudi.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES